5 Hal Unik di Balik Usbu’ul Ma’ahid
Usbu’ul Ma’ahid merupakan serangkaian perlombaan yang diselenggarakan oleh Panitia Al-Haflatul Kubro dalam rangka memperingati 1 Abad Madrasah serta Ulang Tahun ke-191 Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang. Adapun perlombaan tersebut antara lain Lomba Da’i Muda, Musabaqoh Qiro’atil Kitab, dan Musabaqoh Tilawatil Qur’an se-Jawa Timur; Peragaan Busana Islami dan Mewarnai TK/RA se-Kabupaten Jombang; Cerdas Cermat Nahdlatul Ulama IPNU/IPPNU se-Jawa Timur; serta Festival Al-Banjari Tingkat Jawa Timur. Beberapa hal unik juga dapat kita temukan pada acara tersebut. Untuk lebih lengkapnya, simak artikel berikut.
1. Panitia yang Sangat Muda
Pihak panitia adalah santriwan santriwati Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum sendiri yang tentunya masih muda. Hal tersebut terbukti ketika sebagian dari mereka datang ke lokasi acara dengan mengenakan seragam sekolah. Ketika di tanya mengenai hal ini mereka menerangkan bahwa keseluruhan panitia adalah siswa siswi terpilih yang di rekrut dari beberapa madrasah tingkat SLTA dalam naungan Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum.
2. Dilaksanakan Selama 5 Hari Berturut-turut
Kecekatan dan keuletan panitia diuji ketika diharuskan menyelesaikan semua perlombaan hanya dalam waktu 5 hari. Walaupun harus rela meningnggalkan jam sekolah, mereka terlihat sangat antusias bersaing dengan waktu. Padahal jika dipikir secara logika untuk menyelenggarakan beberapa perlombaan yang rata-rata tingkat se-Jawa Timur itu membutuhkan waktu lebih dari 5 hari. Tapi dalam realitanya mereka berhasil bersaing dengan musuh paling tangguh di dunia yaitu waktu.
3. Lomba Fashion Show Tingkat TK/RA se-Kabupaten Jombang
Diantara rangkain lo mba tersebut, Lomba Fashion Showlah yang paling menarik. Umumnya perlombaan peragaan busana diikuti oleh kalangan remaja berusia 17 tahun ke atas. Tapi pada kali ini remaja tidak boleh lagi mengikuti Lomba Fashion Show Usbu’ul Ma’ahid. Malahan hanya anak-anak yang masih bersekolah TK/RA yang diperbolehkan mendaftarkan diri pada ajang tersebut. Dengan memenuhi biaya administrasi seharga Rp. 20.000 rupiah, mereka sudah diperbolehkan memperagakan busana di atas panggung dengan nuansa khas islami.
4. Mitos Tentang Tumbal
Konon disetiap kepanitiaan Al-Haflatul Kubro diberbagai tahun mesti memakan korban. Tapi jangan salah paham dulu, yang dimaksud korban pada kasus ini yaitu adanya beberapa panitia yang tidak naik kelas. Biasanya mereka disebut tumbal al-haflatul kubro. Menurut beberapa kabar yang tersebar, ternyata penyebab mitos tersebut karena mereka kurang disiplin dalam memanajemen waktu. Saking sibuknya sama kegiatan Usbu’ul Ma’ahid mereka sampai lupa kalau masih mempunyai tugas sebagai seorang siswa. Dewan gurupun juga tidak memberikan keringanan sama sekali. Oleh karenanya mereka harus menerima segala konsekuensi bahkan kecerdasan dalam manajemen waktupun harus benar-benar mereka miliki.
5. Punya Pasukan ‘Antimati’
Disetiap perlombaan mereka selalu siap siaga, bahkan mereka hadir sebelum acara dimulai. Mereka dijuluki sebagai “Pasukan Anti Mati” yang diketahui oleh Mas Nganjuk (nama samaran). Kebanyakan anggotanya diambil dari devisi akomodasi sisanya direkrut dari devisi lain di Kepanitiaan Al-Haflatul Kubro. Salah satu keunggulan mereka yaitu sanggup bekerja 5 hari 5 malam berturut-turut dengan jatah istirahat tidak sampai 5 jam per-harinya. Oleh karena itu mereka dijadikan ujung tombak kesuksesan disetiap perlombaan Usbu’ul Ma’ahid.
Comments
Post a Comment