Majelis Sholawatan Menjamur di Yogyakarta
Sholawatan Merebak Di Jogjakarta
Boleh jadi malam Jumat sekarang berbeda dengan malam Jumat tahun-tahun yang lalu yang terjadi di Yogyakarta. Keramaian malam Jumat itu terasa pada beberapa tahun terakhir ini. Meskipun malam lainnya juga ramai, akan tetapi ramai di malam Jumat merupakan keramaian lain.
Ramai soal apa? Ramai disini adalah keramaian Majlis Maulid Nabi SAW. Malam Jumat yang mempunyai kesunnahan untuk memperbanyak sholawat, maka ada nilai lebih Majlis Maulid di malam ini. Hal ini jauh berbeda jika mundur ke lima – tujuh tahun yang lalu, dimana Majlis Maulid Nabi SAW hanya dikumandangkan pada saat-saat tertentu saja.
Mengapa dapat terjadi? Hal ini mungkin bertitik tumpu pada hadirnya Majlis Maulid Simthud Duror yang dibawakan Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf pada beberapa tahun yang lampau. Ada daya tarik yang memikat hati bilamana mendengarkan qoshidah-qoshidah yang dibawakan Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf. Malam Jumat Pahing, merupakan rutinan Maulid dari Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf yang digelar di Pondok Pesantren Minhajut Tamyiz Timoho Yogyakarta. Selain suara Habib Syekh yang merdu, variasi model rebana ala Ahbaabul Musthofa menyuguhkan sebuah kenikmatan tersendiri.
Sejarah itu akan tetap tertulis, dan Habib Syekh telah mentorehkannya di Yogyakarta. Sebuah kota kelahiran organisasi massa Muhammadiyah menjadi daerah yang kian haus sholawatan di setiap malamnya. Jamaah-jamaah Majelis Taklim dan Sholawat menjadi merebak bagai bunga yang mekar di taman. Bisa jadi setiap kampung memiliki majlis maulid sendiri. Hal ini tentu menjadi hal yang positif karena didukung oleh Masyayikh dan Habaib lainnya di Yogyakarta. Bahkan dapat menjadi benteng di tegah gempuran faham-faham yang dapat menyesatkan dan membahayakan aqidah Ahlussunah wal Jamaah.
Comments
Post a Comment